Keputihan adalah kondisi normal yang dialami oleh setiap wanita, terutama keputihan menjelang haid. Cairan yang keluar dari vagina ini berfungsi untuk membersihkan dan melindungi organ intim dari infeksi. Namun, terkadang keputihan bisa mengalami perubahan warna, tekstur, atau bau. Perubahan ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan, seperti vaginitis. Apa Itu? Yuk, simak ulasannya dalam artikel ini!
![]() |
Apa Itu Vaginitis?
Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti gatal, perih, keputihan yang tidak normal, dan bau tidak sedap. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi bakteri atau jamur, perubahan hormon, hingga iritasi bahan kimia. Vaginitis bukanlah penyakit menular seksual, meskipun beberapa jenis infeksi yang menyebabkannya dapat menular melalui hubungan seksual.
Gejala Vaginitis
Gejala vaginitis dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya. Namun, beberapa gejala umum yang sering muncul antara lain:
Keputihan yang Berubah: Keputihan normal biasanya berwarna bening atau putih susu dan tidak berbau. Pada vaginitis, keputihan bisa berubah warna menjadi kuning, hijau, abu-abu, atau cokelat. Teksturnya juga bisa berubah menjadi lebih kental, encer, atau berbusa.
Rasa Gatal dan Perih: Rasa gatal dan perih di areaMiss V adalah gejala yang umum pada vaginitis. Rasa gatal ini bisa sangat mengganggu dan membuat kamu ingin terus menggaruknya.
Bau Tidak Sedap: Beberapa jenis vaginitis dapat menyebabkan bau tidak sedap pada Miss V. Bau ini bisa amis, busuk, atau seperti ragi.
Nyeri Saat Berhubungan Seks atau Buang Air Kecil: Pada beberapa kasus, vaginitis dapat menyebabkan nyeri saat berhubungan seksual atau buang air kecil.
Penyebab Vaginitis
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan vaginitis. Beberapa penyebab yang paling umum antara lain:
Infeksi Bakteri (Vaginosis Bakterial): Vaginosis bakterial adalah jenis vaginitis yang paling umum terjadi. Kondisi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri baik dan bakteri jahat di vagina.
Infeksi Jamur (Kandidiasis): Kandidiasis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan jamur Candida di vagina. Infeksi ini sering terjadi pada wanita yang sedang mengonsumsi antibiotik atau memiliki diabetes.
Trikomoniasis: Trikomoniasis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh parasit Trichomonas Vaginalis. Infeksi ini dapat menyebabkan keputihan berwarna kuning, kehijauan, berbau tidak sedap, dan terasa gatal.
Iritasi Bahan Kimia: Penggunaan sabun mandi, pembersih kewanitaan, atau produk lain yang mengandung bahan kimia keras dapat menyebabkan iritasi pada vagina dan memicu vaginitis.
Perubahan Hormon: Perubahan hormon selama kehamilan, menyusui, atau menopause dapat memengaruhi keseimbangan pH vagina dan meningkatkan risiko vaginitis.
Jika kamu mengalami gejala vaginitis, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Namun, pengobatan vaginitis akan tergantung pada penyebabnya. Oleh sebab itu, kamu harus konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukan pengobatan.
Vaginitis adalah masalah kesehatan yang umum dialami oleh wanita. Dengan memahami penyebab dan gejala, kamu dapat menjaga kesehatan Miss V dan mencegah terjadinya vaginitis. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika kamu mengalami gejala vaginitis atau memiliki pertanyaan seputar kesehatan reproduksi. Untuk informasi lebih lanjut mengenai kesehatan wanita, jangan lupa follow Instagram Menstruasi.com dari Laurier di sini, ya!
Semoga bermanfaat!
0 comments:
Posting Komentar